Demi Apa ke Berastagi Cuma Untuk Sarapan? – Sabtu pagi, dimana saat itu kalender menunjukkan tanggal merah dan kerja pun libur. Ini kesempatan bagus untuk jalan-jalan. Tapi kali ini belum bisa untuk jalan-jalan jauh lagi. Akhirnya memutuskan jalan-jalan dekat saja yaitu Berastagi. Kali ini jalan-jalannya berdua sama istri naik kereta (read: motor). Berangkat dari jam 7 pagi dan belum sarapan. Ditanyain sama istri sih, mau sarapan dulu apa gak dirumah, aku bilang aja nanti aja dijalan. Gak tau jalan mana. Ahaha.. Sabar ya 😀
Jalan-jalan di waktu tanggal merah, apalagi long weekend bagi sebagian orang, pastinya akan ada kekhawatiran macet panjang diperjalanan. Syukur Alhamdulillah kemarin itu tidak kena macet panjang saat pergi, karena berangkat dari pagi, coba aja lebih siang sikit pasti macet deh. Biasanya sih macet panjang di sekitaran Pancur Batu dan Sembahe.
Sekitar jam 9 pagi, kami sudah sampai di wilayah Penatapan Berastagi. Niatnya pengen Singgah di penatapan untuk sarapan. Setelah melihat situasinya, masih kurang asik ke Penatapan. Padahal sudah dua tempat dipenatapan kami berhenti. Akhirnya kami meninggalkan Penatapan dan lanjut kearah kota Berastagi. Setelah berunding dijalan, kami memutuskan untuk sarapan di daerah peceran berastagi. Wilayah yang terkenal dengan Pecal dan wajiknya.
Tiba juga di Warung Bahagia Wajik dan Pecal, Peceran berastagi. Tanpa berlama lagi kami langsung memesan makanan. Untuk makanan kami memesan Pecal dan Mie Instan Kuah, Untuk minuman cukup teh manis hangat serta beberapa kue juga dihidangkan.
Paling terkenal ya kue Wajiknya. Tapi selain wajik banyak jenis kue lainnya seperti ombus-ombus, risol, donat dan lainnya.
Warung ini biasanya selalu ramai dikunjungi para wisatawan. Lokasinya pun strategis, tepat di pinggir jalan lintas Berastagi. Berhubung kami nyampe sini masih sekitar jam 9an, jadinya warung bahagia ini masih belum rame pengunjungnya. Coba aja sampe sini jam 11an, sudah pasti rame kali lah. 😀
Setelah kenyang, kami bergegas melanjutkan perjalanan. Tujuan berikutnya yaitu Gundaling Farm tempat orang-orang beli Susu Sapi Segar.
Baca Juga : Merasakan Susu Sapi Segar Gundaling Farm Berastagi
Sudah lama tidak kemari, sekarang sudah berbeda. Kalau dulu masuknya gratis dan bayar parkir paling , kalau sekarang sudah ditentukan tiket parkir sebesar Rp 5000,-/motor.
Nah, disini kita bisa melihat sapi-sapi belang hitam putih, tapi hanya dari kejauhan saja. Sebab mereka berada di kandangnya masing-masing. :-D. Ternyata saat ini harga susu yang dijual sudah naik dari terakhir saya kesini. Sekarang harganya susu segar sudah sampai Rp 35.000/liter. Selain itu sudah tidak ada lagi susu ukuran cup. Yang ada ukuran botol kecil gitu.
Dan yang sekarang sudah gak ada lagi label susunya. Kalau dulu masih ada label dengan nama Gundaling Farm. Gak tau kenapa dihilangkan label ini. Tapi yang terbaru sekarang adalah sudah ada olahan Eskrim dari susu sapi segar ini. Enak juga kok Eskrimnya.
Usai sudah Sarapan di Berastagi, sekitar jam 11 kami pun langsung kembali ke Medan. Dan niatnya akan melanjutkan perjalanan ke tempat wisata lainnya. Mau tau kemana? Tungguin cerita lanjutannya yak.. 😀 salam jalan-jalan..
Makasih ya sayang, besok-besok sarapannya lebih jauhan lagi kita ya hehehe
ehh ini siapa?? hahhahaha
Jauh lagi gak ya? 😀
aduh itu pecelnya, aku penyuka pecel, di sana juga ada pecel ya
pecel mah jadi menu utama mereka kak.. kalau di tempat ini
Pengen nyoba Ice Creamnya. Lokasi di sekitar bukit Gundaling kan bg?
iya bang,,,.. silahkan gas terus kesana
Pingback: Hangatnya Senja di Taman Air Percut - Travel Blogger Rudi Hartoyo
Pingback: Air Terjun Sikulikap Yang Kian Kekinian